Monday, November 27, 2017

Kurang Tidur Tingkatkan Peluang Kematian Akibat Sakit Jantung

Kurang Tidur Tingkatkan Peluang Kematian Akibat Sakit Jantung


Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan peluang kematian akibat penyakit jantung atau stroke hingga dua kali lipat.

Peluang tersebut diketahui semakin besar pada orang dengan faktor risiko seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol.

Temuan tersebut diterbitkan dalam the Journal of the American Heart Association dan dilakukan dari penelitan terhadap 1.344 orang dewasa yang dipilih secara acak di Pennsylvania.

Responden berusia rata-rata 49 tahun dan 42 persen di antara mereka adalah laki-laki. Mereka diminta untuk menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dan menghabiskan semalam tidur di laboratorium.

Lebih dari 39 persen dari respon memiliki setidaknya tiga faktor risiko dari penyakit jantung, yang dikategorikan sebagai penyakit metabolik.

Temuan ini termasuk indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dari 30, angka kolesterol yang tinggi, tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan kadar trigliserida.

Para peserta diikuti selama rata-rata 16 tahun, dan sekitar 22 persen meninggal selama periode tersebut.

Mereka yang memiliki penyakit metabolik dan tidur kurang dari enam jam di laboratorium memiliki 2,1 kali lebih besar meninggal karena penyakit jantung atau stroke.

Angka ini dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki setidaknya tiga faktor risiko penyakit jantung seperti yang disebut di atas.

“Mereka yang kurang tidur dan dengan penyakit metabolik juga 1,99 kali lebih besar meninggal akibat penyakit lain dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki penyakit metabolik,” kata studi tersebut.

Peserta berisiko tinggi dan tidur lebih dari enam jam menghadapi risiko kematian 1,49 kali lebih tinggi dibanding mereka yang sehat.

Para ahli menyarankan agar orang dewasa tidur setidaknya tujuh hingga delapan jam per malam.

“Bila Anda memiliki sejumlah faktor risiko penyakit jantung, menjaga tidur Anda dan berkonsultasi dengan dokter jika memiliki gangguan tidur sangatlah penting bila Anda ingin menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung,” kata peneliti utama studi tersebut, Julio Fernandez-Mendoza dari Penn State College of Medicine.

Studi tersebut digambarkan sebagai yang pertama memastikan durasi tidur di laboratorium, bukan dari laporan pasien.

Peneliti mengatakan studi ini juga jadi yang pertama meneliti dampak durasi tidur terhadap risiko kematian pada mereka yang memiliki banyak faktor risiko penyakit jantung.

Baca juga : Tidur Larut malam di akhir pekan bisa membahayakan kesehatan

Namun, karena penelitian ini bersifat observatif, tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat di dalamnya.

“Uji coba klinis di masa depan diperlukan untuk menentukan apakah memperpanjang tidur, dikombinasikan dengan menurunkan tekanan darah dan glukosa, memperbaiki prediksi kematian orang dengan penyakit metabolik,” kata Fernandez-Mendoza.

0 comments:

Post a Comment

Komentarlah yang baik dan sopan.
Dilarang meninggalkan link aktif!